Cerpen Islami - Ketika Bunga bermekaran Part 2

Cerita sebelumnya Ketika Bunga bermekaran part 1
Dicerita sebelumnya Lili diantarin sama Reza (nah ada apa gerangan? ada yang tumbuh kah?.......)

Thanks to : Gina Rosmalia  http://www.facebook.com/azkaelfaries atas Cerita selanjutnya :) terus kontinyu ya mba deliver sama kk Scriptnya :D Enjoy reading :)

Ketika Bunga Bermekaran Part 2

Lili mencoba untuk shalat istikharoh agar dia yakin apa yang akan dilakukannya benar.
Ya Alloh, apakah dia jodoh yang baik untuk saya? Dekatkanlah dia denganku bila dia memang jodohku, tapi jauhkanlah dia dariku bila seandainya dia bukan jodohku. Amin!” terdengar do’a Lili setelah shalat.

Akhirnya Lili memutuskan untuk menerima Reza setelah hampir sebulan kenal dengan Reza.

Pagi Bunda!” sapa Lili sambil mencium pipi Bundanya.
Pagi sayang, kayaknya ada yang lagi seneng nih?” tanya Bunda yang melihat anaknya senyum-senyum dari tadi.
Tahu ga? Lili udah yakin mau nerima Reza jadi pasangan hidup Lili.” Kata Lili sambil terlihat sumringah.
Yakin kamu Li? Bunda sih dukung aja, lagian Reza itu anak baik. Bunda yakin kalau dia bakal jadi suami yang baik untuk kamu.” Ujar Bunda yang senang melihat anaknya ceria.
Insya Alloh Bun, Lili udah shalat istikharoh, sekarang Lili yakin kalau Reza orang yang tepat untuk dijadikan pendamping Lili.
Jangan terlalu yakin juga Li, biar semua ini mengalir gitu aja, kamu juga jangan terlalu berharap kalau dia bukan jodoh kamu, kamu pasti akan jatuh nak!” Bunda memberi nasihat pada Lili.

Setelah tahu Lili menerima Reza, keluarga Reza pun datang ke rumah Lili untuk melamar Lili. Mereka disambut dengan senang hati oleh keluarga Lili. Reza & Lili terlihat bahagia, mereka telah yakin bahwa mereka akan menempuh hidup berdua. Mereka pun merencanakan segala sesuatu tentang pernikahan. Dari masalah undangan, gaun, tempat, sampai masalah siapa yang akan diundang.

Za, ngomong-ngomong soal undangan, aku kan punya banyak teman di Bandung. Bagaimana kalau kita pergi kesana untuk mengundang mereka?” ajak Lili pada calon suaminya.
Boleh juga, aku juga kan punya banyak temen disana, hampir 5 tahun aku tinggal di Bandung. Lagian kita bisa sambil jalan-jalan.” Kata Reza menyetujui untuk pergi ke Bandung.
Kalau begitu kita berangkat 2 minggu lagi saja. Kita kan harus buat undangannya dulu. Gimana?” tanya Lili.
Siap tuan putri, apa sih yang enggak buat calon istriku yang cantik ini?” ujar Reza sambil menggoda Lili.
Dasar gombal!” Lili pun pergi meninggalkan Reza yang sedang berpuisi untuk Lili.

*****

Akhirnya Reza & Lili berangkat ke Bandung. Mumpung hari Minggu jadi mereka tidak ada jadwal kerja alias libur. Di sepanjang perjalanan mereka ngobrol ngaler-ngidul. Mereka membicarakan tentang hidup mereka saat di Bandung, sekaligus membicarakan tentang pernikahan mereka, bisa dibilang curhathat, curahan hati ke hati. Setelah sampai di Bandung, mereka pun membagikan undangan pada teman-teman mereka. Sekalian reuni katanya.

Za, aku mau ngenalin kamu sama sohib aku waktu tinggal di sini. Namanya Zahra.” Kata Lili saat pulang dari rumah temannya.
Zahra?” Reza yang sepertinya mengenal nama itu kaget.
Iya, Zahra. Memang kenapa? Kamu kenal dengan nama Zahra?” tanya Lili.
Yang namanya Zahra itu banyak di Bandung, mungkin bukan Zahra yang kukenal yang kamu maksud. Aku juga punya temen yang namanya Zahra, tapi aku gak tahu sekarang dia ada dimana.” Ungkap Reza.
Tahu gak? Dia itu anak yang sangat hebat. Aku bikin kios bunga pun karena dia. Dia memiliki kios bunga yang dia kelola sendiri. Sebenernya dia itu seumuran dengan aku, tapi dia gak kuliah karen faktor ekonomi. Ayah & ibunya bercerai dan masing-masing telah memiliki pasangan baru. Dia punya satu adik dan dua kakak. Kakaknya itu telah menikah semua dan pergi dari rumahnya. Adiknya tinggal dengan ibu dan ayah tirinya. Zahra sendirian, maka dari itu dia membuka kios bunga agar tidak kesepian.” Lili menangis karena dia bersyukur masih memiliki keluarga yang harmonis, apalagi sekarang dia memiliki Reza yang akan menjadi suaminya kelak.
Kenapa, Li?
Aku sedih karena Zahra sendirian lagi saat aku pulang ke Jakarta. Aku sempet kost di sini, tapi aku diminta Zahra untuk tinggal di rumahnya. Lumayan juga gak bayar kost selama setahun.” Lili bercerita pada Reza tentang kehidupan Zahra.
Dia anak yang tegar. Gak pernah aku melihat dia menangis saat dia menceritakan tentang keluarganya. Dia malah bangga bisa menghidupi dirinya sendiri. Maka dari itu aku juga mau hidup mandiri dengan membuka kios bunga di Jakarta. Karena aku juga pernah membantu Zahra di kiosnya.” Mata Lili berbinar-binar saat mengatakan itu.
Zahra gak punya pacar atau temen deket?” Reza bertanya pda Lili yang sedang mengambil tisu di tasnya karena dia hampir menangis.
Dia gak pernah cerita tentang itu. Tapi aku pernah menanyakan tentang pacarnya. Dia hanya bilang, semua itu hanya masa lalu yang bisa dibanggakan sebentar saja. Sepertinya dia pernah punya pacar tapi udah putus. Gak tahu kenapa. Karena dia gak pernah menyinggung tentang kehidupan cinta dia karena aku juga gak punya cerita apa-apa tentang cowok. Lha wong dulu aku gak punya karena sibuk kuliah dan gak sempet mikirin hal itu. Lagian bunda melarang aku untuk pacaran sebelum aku lulus kuliah.” Ungkap Lili.
Jadi aku cowok pertama kamu gitu. I’m special dong for you?” canda Reza.
Geer banget? Sebenarnya aku pernah punya cowok pas aku SMA di Jakarta. Aku backstreet gitu deh sama bunda. Jadi keluarga aku gak tahu.” Jelas Lili sambil tertawa-tawa kecil.
Ternyata kamu nakal juga ya? Dibilangin hayo sama bundanya?” ledek Reza.
Sok aja, lagian aku kan udah punya kamu. Bunda pasti gak akan marah.” Kata Lili sambil mencibir pada Reza.
Dasar, tak cubit ya?” kata Reza sambil mencubit pipi Lili. Lili merasa Reza sedang memikirkan sesuatu, entah apa tapi canda gurau dan tatapannya begitu kosong padanya.

*****

Sesampainya di kios bunga Zahra........
Stop, stop! Kios bunganya kelewatan dikit, itu yang di belakang. Kayaknya kios bunga Zahra gak berubah ya?” Lili pun turun dari mobil untuk menemui Zahra, sedangkan Reza mengikutinya dari belakang.
Assalamu’alaikum.” Salam terdengar dari mulut Lili.
Wa’alaikum salam.” Terlihat sosok perempuan berjilbab dari kios bunga itu.
Lili? masyaAllah kamu berjilbab sekarang? Subhanallah, cantik sekali.” Terlihat mata Zahra berbinar.
Semua ini karena kamu Ra. Apa kabar? Lama tak bertemu, kamu kurusan ya sekarang?” tanya Lili.
Alhamdulillah aku baik. Kamu sendiri?” jawab Zahra.
Alhamdulillah baik juga. Nomor telepon kamu ganti ya? Aku telepon tulalit terus.”
Iya Li, nomor aku bukannya diganti tapi Hpku ada yang nyuri, mungkin pembeli bunga. Maklum aku kan jarang bepergian setelah kamu pulang ke Jakarta, lagian nomor kamu aku lupa, semuanya ada di HP aku yang dicuri, maafin ya?” jelas Zahra.
Oh gitu ya? Kirain kamu udah lupa sama aku? Aku juga minta maaf karena baru sempat jenguk kamu kesini, maklum orang sibuk, Hehe..” kata Lili sambil bercanda.
Tahu gak kamu? Aku juga sudah punya kios bunga sendiri. Impian kita waktu dulu?” ujar Lili dengan mata berbinar.
Subhanallah, selamat ya?” ucapan selamat terluncur dari mulut Zahra.

Mereka pun asyik mengobrol, sedangkan Reza masih ada di luar kios. Reza sepertinya tidak asing lagi dengan suara yang sedang berbincang bersama Lili.

Ngomong-ngomong kayaknya ada seseorang yang mau kamu kenalin LI? Kasihan kalau dia menunggu diluar terus?” tanya Zahra sambil membawa minuman untuk Lili.
Oh iya aku lupa. Aku mau ngenalin kamu sama seseorang. InsyaAllah sebentar lagi akan jadi suami aku.” Jelas Lili sambil malu-malu.
Siapa? Herman yang anak komputer itu atau Deni anak hukum? Mereka berdua kan ngejar-ngejar kamu terus saat kamu kuliah dulu?” tanya Zahra.
Bukan kedua-duanya. Dia orang Jakarta sama seperti aku. Tapi dia juga sempat tinggal di Bandung selama 5 tahun. Bentar aku panggil ya?” Lili pun mengajak Reza yang ada di luar untuk segera bergabung bersama Zahra di dalam.

Saat Reza masuk ke dalam, Zahra menatap Reza seakan mau menangis. Matanya berbinar, dan hanya mampu berkata,”Subhanalloh! Reza? Kamu.. calon suami Lili?
Kamu kenal Reza, Ra?” tanya Lili pada Zahra yang masih menatap Reza.
Reza pun sama menatap Zahra seakan matanya tak mau lepas dari wajah manis Zahra. Dia tetap tak bergeming ketika Lili bertanya padanya. Dia pun sadar saat Lili mencubit perutnya.
Za?????” Lili sedikit berteriak di telinga Reza.
Ya, Li?” Reza sadar bahwa Lili sedang bertanya padanya.
Kamu kenal Zahra?” Lili tetap bertanya seperti itu berulang-ulang pada Reza.
Aku..” Reza tak mampu mengungkapkan kata-kata dari mulutnya sampai Zahra yang membuka mulutnya.
Reza adalah sesosok cahaya hidupku dulu. Tapi semuanya padam tertiup angin.” Zahra pun seolah-olah berada di ruangan yang gelap.
Zahra!” Reza dan Lili berteriak. Zahra pingsan.

*****

Di rumah Zahra......
Terlihat Lili dan Reza di dekat Zahra yang sedang berbaring di kasur. Ada apa ini? tanya Lili dalam hati. Reza pun hanya bisa menunduk dan tak kuasa melihat Zahra yang terbaring lemah. Lili pun belum berani bertanya pada Reza kenapa Zahra bisa pingsan saat melihatnya.

Maafin Za Ra, Za gak berniat ninggalin Zahra. Za sayang Zahra! Za hanya gak tega Zahra tersiksa saat Za punya banyak pacar. Zahra perempuan baik-baik, Za gak pantas jadi pacar Zahra.” Kata Reza sambil memegang tangan Zahra.
Za, kamu bilang sama aku apa yang telah terjadi?” Lili yang masih bertanya-tanya dalam hati ikut menangis saat Zahra dan Reza menangis.
Maafin aku Li! Aku dulu memang seorang playboy. Kamu juga tahu kan? Aku selalu putusin pacar aku kalau aku udah bosan.” Reza tak mampu melanjutkan semuanya.
Jadi Zahra juga korban kamu, gitu?” Lili bertanya dengan nada ketus.
Jujur, Zahra beda dari yang lain, aku gak berani memutuskan dia. Tapi, aku juga gak berani melihat dia dimaki-maki pacar aku yang lain. Dia selalu diremehkan oleh mereka hanya karena Zahra seorang tukang bunga, bukan mahasiswi seperti yang lain. Aku gak berniat mainin dia, awalnya aku serius sama dia. Setelah pacaran dengan Zahra, aku putusin semua pacar-pacar aku, sehingga mereka melabrak Zahra. Dia sampai sakit gara-gara aku.” Reza gak berani menatap Lili.
Kenapa kamu gak mempertahankan hubungan kamu dengan Zahra?” tanya Lili sambil menggenggam tangan Zahra.
Setelah aku tahu Zahra sakit karena dilabrak, diteror sama ‘mantan-mantan’ aku, aku datengin mereka. Mereka bilang gak akan pernah rela kalau aku pacaran dengan Zahra, mereka akan tetap menyakiti Zahra bila kami masih berhubungan, maka dari itu aku putuskan untuk pergi dari kehidupan Zahra. Aku masih sempat memperhatikan dia, tapi suatu hari aku datang menjenguknya, kios bunga Zahra sudah pindah dan aku gak tahu dia ada dimana?” Reza berusaha menjelaskan dengan panjang lebar.
Kamu marah sama aku, Ra?” Reza bertanya pada Zahra yang baru saja bangun.
Gak apa-apa kok Za. Aku sudah mengikhlaskan semuanya. Mungkin kamu bukan malaikat yang diutus Allah untuk menemani aku selamanya.” Ujar Zahra.
Jujur, Za masih sayang sama Zahra. Za selama ini mencari Zahra.” Kata Reza.
Tapi kamu sudah punya calon istri Za. Kamu gak boleh ninggalin dia!” kata Zahra sambil melirik Lili.
Tapi aku...” Reza juga melihat Lili.
Aku gak apa-apa kok Za. Kalau kamu mau kembali pada Zahra, aku yakin kamu orang yang baik. Kamu harus bisa menjaga Zahra. Karena dia temanku yang paling baik.” Kata Lili yang tidak bisa menahan air matanya.
“Gak Za. Kamu harus menikah dengan Lili. Aku yakin kamu juga menyayangi Lili kan? Kamu serius dengan Lili kan? Jangan kecewakan aku Za. Kamu harus bersama Lili agar kamu bisa bahagia, karena aku....” Zahra tidak melanjutkan perkataannya karena terlalu sakit bila Reza tahu.
Karena kamu apa?” tanya Reza.
Gak penting. Lili juga sayang sama Reza? Kamu harus mempertahankan Reza, aku tahu dari dulu kamu gak pernah punya pacar karena sibuk dengan kuliah kamu, sekarang waktunya kamu menyempurnakan agama, Li.” Kata Zahra pada Lili.
Tapi kamu juga sayang sama Reza, aku gak mau bahagia di atas penderitaan sahabat aku sendiri.” Ujar Lili.
Aku kan sudah bilang kalau aku sudah mengikhlaskan semuanya. Aku sudah mengubur dalam-dalam rasa rinduku pada Reza. Apalagi sekarang aku tahu kalau Reza mau menikah dengan sahabatku sendiri. Aku senang, Li!” mata Zahra berbinar-binar sambil menggenggam tangan Lili.

Bersambung.... 
Cerpen Islaminya dilanjutin di Part 3 Closed tanggal 08 Agustus 2010 Nunggu script selanjutnya dari yang empunya :) only on improvisasi diri
Post Title : Cerpen Islami - Ketika Bunga bermekaran Part 2

Cerpen Islami - Ketika Bunga bermekaran Part 2,

Cerpen Islami - Ketika Bunga bermekaran Part 2